Senin, 13 Desember 2010

Hari Raya Kurban, Berkah bagi Masyarakat Pinggiran


Hari raya kurban membawa berkah tersendiri bagi masyarakat pinggiran Surabaya. Sujoto misalnya. Pria 54 tahun yang tinggal di wilayah Surabaya Timur ini mendapat berkah tersendiri dengan datangnya hari raya kurban.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga kebersihan di sebuah pertokoan ini tidak ingin ketinggalan dalam mengais rejeki di hari raya kurban. Sebanyak 17 ekor dari 26 ekor kambing yang dipelihara dengan sistem maron bati di rumahnya di kawasan Medokan Semampir Timur Dam diboyong ke lokasi penjualan di kawasan jalan Kedung Baruk dekat dengan TPS.
Berbekal beberapa helai pakaian, sebuah sarung, lampu senter, dan terpal plastik, dia tinggal di sana untuk menunggui kambing-kambingnya. Mulai tanggal 10 s/d 17 November, dia tinggal di lokasi penjualan yang disewa dari seorang warga Kedung Baruk. Namun dia tidak berjualan sendirian di sana melainkan bersama rekannya Mudjiono (56 tahun) warga Keputih Tegal Timur Baru. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan ini membawa serta 7 ekor kambing. “Sebenarnya 8 ekor yang mau dijual, tapi yang satu terkena penyakit gudik jadi tidak dibawa,” kata Mudjiono.
Meski pengunjung yang datang terbilang tidak ramai, namun satu per satu kambing yang mereka jual laku. Harga kambing yang mereka jual berkisar antara 800 ribu sampai 1,9 juta ribu rupiah. Sampai bakda hari raya (17/11) kambing yang mereka jual hanya tersisa 3 ekor. Sedangkan keuntungan yang didapat berkisar antara 100 ribu sampai 1 juta per ekor.
“Lebih enak dijual sendiri, untungnya bisa lumayan,” jawab Sujoto ketika ditanya kenapa tidak dijual ke tengkulak. Sujoto bercerita, sebelumnya sudah ada tengkulak yang bersedia membeli kambingnya. Namun harganya terlalu rendah, hanya 925 ribu per ekor baik besar mau pun kecil. “Dengan berjualan sendiri seperti ini kami jadi tahu harga pasaran,” tambah Sujoto. Lebih jauh, dia berkeinginan untuk berjualan lagi pada hari raya kurban tahun depan.
Total keuntungan yang didapat Sujoto selama tujuh hari sebesar 3,4 juta. Sedangkan keuntungan yang didapat Mudjiono sebesar 1 juta. Sebagian dari keuntungan yang didapat rencananya akan mereka gunakan untuk membeli kambing lagi. “Tepat hari raya kurban tahun depan, kambing yang dibeli nanti sudah cukup besar untuk dijual,” imbuh Sujoto.
Berkah hari raya kurban tidak hanya dinikmati oleh penjual hewan kurban saja. Cak Kholiq misalnya. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penarik sampah di wilayah Kedung Baruk dan tinggal di lapak tak jauh dari TPS Kedung Baruk ini turut kebagian rejeki. Dari pembelian kambing milik Sujoto dan Mudjiono, Cak Kholiq mendapat order mengirim kambing-kambing yang terjual. Dalam sekali pengiriman dia bisa mendapat upah antara 10-35 ribu. Tergantung dari jauh-dekatnya kambing yang diantar.
Nampaknya berkah hari raya kurban yang mengalir ke lapak-lapak dan kampung-kampung di pinggiran Surabaya tidak hanya selalu berupa daging. Hari raya kurban rupanya juga bisa menjadi media bagi masyarakat pinggiran untuk mencari rejeki.
Surabaya, 17 November 2010

Tidak ada komentar: