dik, di tengah badai, antara pejalan hipotermia dan
dataran rendah hangat di sana
jalanan mesti direntas
janji temu cakap kita meritintis pengakuan
aku tahu kau coba sangkal tahumu
aku lebih ingin tidak bertemu
tapi satu tragik kau buka
aku lakon kau penulis
rebut tempat purna carita
dan bagai penulis yang baik
kau suruk ke langit
lalu mulai dari kelingking kau lepas
jemarimu dari tubuhku
satu per satu
aku lakon, pejalan hipotermia
sebelum kisahmu tutup
aku lintasi remasan-remasan kertas
tiap satu tragik coba kau kemas
dan sebelum kisahku tutup
aku ingatkan kau tentang ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar